KUNJUNGAN ULANG
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Ingat, wanita hamil sebaiknya melakukan minimal 4 kali kunjungan antenatal selama kehamilan. Pada Trimester I sebanyak 1 kali kunjungan, pada Trimester II sebanyak 1 kali kunjungan dan Trimester III sebanyak 2 kali kunjungan.
Karena dari riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap pada kunjungan antenatal pertama, maka pada kunjungan ulang difokuskan pada:
a. Pendeteksian komplikasi kehamilan (Early Detection)
b. Mempersiapkan kelahiran (Birth Preparadness)
c. Kesiapan menghadapi kegawatdaruratan (Complication Readiness)
Jadwal Kunjungan Ulang dan tujuannya :
- Kunjungan ulang I (16 minggu) dilakukan untuk :
- Penapisan dan pengobatan anemia
- Perencanaan persalinan
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
- Kunjungan II (24-28 minggu) dan Kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk :
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
- Apenapisan pre eklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran kemih
- Mengulang rencana persalinan
- Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) dilakukan untuk :
- Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
- Mengenali kelainan letak dan presentasi
- Memantapkan rencana persalinan
- Mengenali tanda – tanda persalinan
Setiap kunjungan ulang mencakup peninjauan kembali bagan, riwayat dan pemeriksaan fisik yang disesuaikan dengan evaluasi dan kesejahteraan ibu dan bayi, pemeriksaan spekulum dan atau panggul bila ada indikasi, tes laboratorium bila ada indikasi serta penjelasan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan wanita dan usia kehamilannya.
Segera setelah wanita hamil tersebut melakukan kunjungan ulang, bidan harus meninjau kembali format untuk informasi sebagai berikut:
1. Nama
2. Usia
3. Paritas
4. Usia kehamilan dengan tanggal
5. Temuan bermakna dari :
a. Riwayat Obstetrik
b. Riwayat Medis lampau
c. Riwayat Keluarga
d. Riwayat Kehamilan sekarang
e. Pemeriksaan Fisik awal
f. Pemeriksaan Panggul awal
6. Masalah yang telah diidentifikasi, pengobatan dan evaluasi
efektivitas pengobatan.
6. Kecemasan atau keinginan tertentu , rencana yang dibuat, instruksi yang diberikan.
7. Obat-obatan khusus, pengobatan dan persyaratan diet yng saat ini harus dipenuhi oleh wanita tersebut.
8. Laporan – laporan laboratorium :
a. Normalitas hasil-hasil
b. Perlu untuk mengulangi tes-tes laboratorium
c. Perlu untuk penyelidikan lebih lanjut dan tes – tes laboratorium
Peninjauan format komprehensif ini berfungsi untuk :
- Mengenalkan bidan kembali dengan temuan-temuan, masalah-masalah, kecemasan, serta aspek – aspek unik yang berkaitan dengan wanita tersebut.
- Mengevaluasi keseluruhan database.
- Mengevaluasi keseluruhan dan efektivitas penatalaksanaan terdahulu.
Riwayat kunjungan ulang dirancang untk mendeteksi gejala – gejala atau indikasi subyektif dari komplikasi atau ketidaknyamanan yang mungkin dialami oleh wanita tersebut sejak kunjungan terakhirnya. Wanita tersebut ditanyakan tentang hlal – hal berikut :
- Kecemasan, keluhan, pertanyaan – pertanyaan atau masalah – masalah yang dialami.
- Sakit kepala.
- Gangguan penglihatan.
- Pusing.
- Mual/muntah-muntah.
- Gerakan janin, jika memungkinkan.
- Nyeri perut/kontraksi.
- Disuria.
- Keluarnya cairan vagina.
- Perdarahan vagina.
- Konstipasi/Haemorrhoid.
- Edema (pergelangan kaki, wajah, tangan)
- Paparan terhadap penyakit infeksi.
- Penggunaan obat selain yang dianjurkan (misalnya aspirin).
- Perubahan – perubahan hubungan, misalnya peningkatan atau adanya perlakuan buruk.
- Perawatan medis sejak kunjungan terakhir (misalnya, dokter, ruang gawat darurat);untuk apa, diagnosis, pengobatan, perawatan lanjutan.
Pada setiap kunjungan ulang antepartum pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk mendeteksi tanda – tanda komplikasi dan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin :
- Tekanan darah (bandingkan dengan tekanan darah biasanya yang diperoleh pada waktu kunjungan awal.
- Berat ( bandingkan dengan berat sebelum hamil, catatlah jumlah kilogram selama beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catatlah pola peningkatan berat badan ).
- Pemeriksaan perut untuk :
- Letak, presentasi, posisi jika usia kehamilan 32 minggu atau lebih.
- Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ( bandingkan dengan pengukuran TFU pada kunjungan terdahulu, catatlah pola pertumbuhan uterus )
- Denyut Jantung Janin ( catatlah laju dan lokasi )
- Pemeriksaan ekstremitas atas untuk edema jari tangan (catatlah jika ada cincin yang ketat).
- Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk :
- Edema pergelangan kaki dan pretibial.
- Refleks tendon.
- Tanda Homan dan Varicositis, bila diindikasikan.
Setelah pemeriksaan awal, bidan melakukan beberapa atau seluruh komponen berikut ini dari pemeriksaan panggul, sebagaimana diindikasikan :
- Jika wanita tersebut mengeluh tentang keluarnya cairan vagina, periksalah tanda – tanda visual dari infeksi vagina dan ambil bahan untuk pemeriksaan diagnostik.
- Ketuban pecah dini.
- Lakukan pelvimetri klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu dievaluasi kembali atau jika tidak mungkin untuk memperoleh informasi ini pada waktu pemeriksaan awal.
- Lakukan pemeriksaan vagina jika wanita tersebut memiliki tanda – tanda /gejala persalinan kurang bulan untuk menilai :
- Penipisan portio
- Pembukaan
- Status ketuban
- Masuknya kepala janin
Tes laboratorium dan penelitian penunjang juga perlu dilakukan pada kunjungan ulang. Test urine untuk mengetahui protein urine dan glukosa dalam urine perlu dilakukan pada kunjungan ulang. Begitu juga dengan pemeriksaan Hemoglobin ( Hb ).
Pengumpulan database melalui riwayat, pemeriksaan fisik dan panggul dan tes – tes laboratorium merupakan langkah pertama dalam proses penatalaksanaan. Langkah – langkah lainnya dari penatalaksanaan tergantung pada database ( langkah 2 ) dan interpretasinya. Interpretasi database mencakup :
- Menentukan normalitas.
- Membedakan antara ketidaknyamanan-ketidaknyamanan umum dari kehamilan dengan kemungkinan komplikasi.
- Mengidentifikasi tanda – tanda dan gejala – gejala kemungkinan penyimpangan dari yang normal atau komplikasi.
- Mengidentifikasi hal – hal yang mungkin menjadi kebutuhan belajar.
Antisipasi kemungkinan masalah-masalah yang terkait (langkah 3 ) merupakan hal penting dalam pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh. Eavaluasi kebutuhan akan intervensi segera dari bidan atau dokter dan/atau untuk konsultasi atau penetalaksanaan kerjasama dengan para anggota tim perawatan kesehatan (langkah 4) menjadi mutlak hanya bila terdapat penyimpangan dari normal dengan atau tanpa situasi gawat darurat.
Perencanaan rencana perawatan menyeluruh mencakup komponen – komponen berikut :
- Tes – tes laboratorium atau penelitian untuk memastikan atau membedakan antara kemungkinan – kemungkinan komplikasi.
- Konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
- Reevaluasi diet dan intervensi.
- Pengajaran dan konseling untuk memenuhi kebutuhan belajar.
- Pengobatab untuk ketidaknyamanan.
- Obat atau tindakan lain untuk pengobatan komplikasi – komplikasi kecil ( misalnya vaginitis, infeksi saluran urine ).
- Jadwal kunjungan ulang berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar